25 March 2011

Pendekatan Holistik di Puskesmas. Kenapa Tidak ???

Sering kita melihat kekecewaan seorang pasien yang datang berobat ke Puskesmas. Bisa jadi karena pelayanan yang lambat sedangkan pasien yang datang sudah berjubel menunggu."Dokter "kok" belum datang,ya?", ungkap mereka. Nah begitu sang dokter datang, pasienpun dipanggil satu persatu masuk ke dalam ruang periksa lalu perawat melakukan pemeriksaan fisik "seadanya" sesuai dengan instruksi dokter.

Dari hasil pemeriksaan tekanan darah ditemukan ternyata pasien tersebut menderita tekanan darah tinggi (hipertensi)."Bapak makan obat ini, kurangi makan yang asin-asin, ya?", jawab dokter."Pasien selanjutnya ...", sambung sang perawat secepatnya agar bisa pasiennya bisa selesai semua. Pasien tadi pun beranjak dan mengambil obat di apotik kemudian bergegas pulang dengan rasa kebingungan, "Kenapa tekanan darah darahnya bisa naik, ya?" Sehingga diapun berasumsi sendiri," Ah, diakan sudah sekolah dokter, pasti sudah lebih tahu tentang penyakit saya."
Benarkah tindakan kita sebagai pelayanan kesehatan seperti itu? Bisa jadi benar, bila kita ingin menyelesaikan target pasien dalam waktu singkat, karena jumlah pasien yang datang berobat cukup banyak dibandingkan jumlah tenaga medis yang ada.Tetapi bisa juga salah, karena hal ini merupakan pereda sementara, seperti "time bomb" bagi pasien sendiri,sewaktu-waktu bisa membahayakan bahkan semakin parah kondisinya, karena ia sendiri kurang memahami apa yang sedang terjadi pada tubuhnya sendiri.
Sering sang dokter menjadi salah kaprah apabila menangani kasus terbatas pada prinsip mekanika saja, hanya khawatir terhadap komplikasi yang bisa terjadi apabila kondisi tersebut tidak diobati. "Tekanan darah yang tinggi tadi bisa menyebabkan stroke!! Jadi harus segera diturunkan.""Alarm" ini harus segera "ditumpas" dengan memakan obat, karena berbahaya bila alarm ini menyala terus.Tetapi dibalik itu, mungkin kita lupa untuk berpikir sejenak untuk mengapa alarm ini menyala?

Edukasi pasien

Tubuh manusia merupakan unit yang paling kompleks di muka bumi ini, jadi untuk bisa memahaminya harus dipandang secara multidimensi sebagi suatu kesatuan yang tidak terpisahkan.Bila suatu organ tidak bisa bekerja dengan baik maka organ lain akan terpengaruh.Jadi untuk mengobati penyakit, jangan memandang dampak dari suatu keabnormalan tubuh saja, tetapi harus kita gali lebih jauh lagi, mengapa keabnormalan itu bisa terjadi dan apa-apa saja yang mempengaruhinya. Bisa jadi keabnormalan tersebut terjadi karena mekanisme kompensasi akibat ketidakseimbangan yang terjadi dalam tubuh seseorang. Tekanan darah tinggi yang terjadi merupakan respon normal untuk memenuhi keingingan tubuh yang berlebihan akibat pola makan, gaya hidup dan stress emosional yang tidak terkendali. Nah, apabila kita hanya menurunkan tekanan darah tinggi tersebut tanpa memperhatikan faktor lainnya bisa semakin merugikan pasien, ketidakseimbangan akan berkanjut terus dan tinggal menunggu waktu saja akan kambuh kembali dan mungkin disertai dengan gangguan penyakit lainnya. Jadilah seorang pasien yang terus "bergantung" dengan obat-obatan dan jangan lupa setiap obat-obatan mempunyai efek samping terhadap tubuh.
Seorang dokter yang baik akan memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya kepada seorang pasien tentang apa yang sedang terjadi dengan tubuhnya baik secara fisik, mental, emosional dan spiritual agar pasien mampu untuk memutuskan apa yang terbaik bagi dirinya.Akhirnya pasien bisa bertanggungjawab dengan kesehatan tubuhnya sendiri.

Peran Puskesmas

Sebagai sentra pelayanan primer di masyarakat, Puskesmas sebenarnya berperan penting untuk memberikan edukasi kepada pasien melalui fungsi promotif dan preventifnya. Sudah selayaknya Puskesmas memandang seorang pasien secara holistik (menyeluruh), tidak hanya kelainan fisik saja, tetapi juga harus dilihat faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Memandang kesehatan dari berbagai aspek, tidak terkotak-kotak. Selain pengobatan terhadap penyakit, pasien juga perlu diberikan konseling menyeluruh dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu, seperti kedokteran dengan berbagai spesialisasinya, konseling gizi, konsultasi psikologis, pengobatan tradisional serta alternatif lainnya dalam satu atap, bersama-sama mencari solusi terbaik apa yang sedang terjadi dan apa tindakan selanjutnya yang harus dilakukan.
Mudah-mudahan ini bisa menjadi renungan kita bersama. Terima kasih teman dan MERDEKA !!!! (BI)

No comments: